Welcome To e-IdStudent Blog

e-IdStudent Blog merupakan salah satu media dalam bidang ilmu pengetahuan, wawasan serta informasi terkini. Blog ini dikhususkan untuk seluruh lapisan masyarakat. Semoga terdapat banyak hal yang bisa Anda dapatkan di Blog ini.

Rabu, 23 Januari 2008

Ilmuwan menemukan tanda-tanda adanya air di luar tata surya

LONDON – Para astronom hari Rabu 11 Juli 2007 mengatakan mereka telah menemukan bukti terbaik adanya air di luar sistim tata surya kita disebuah planet raksasa yang berjarak 60 tahun cahaya dari bumi.

Dalam laporannya di jurnal ilmu pengetahuan Natura, para peneliti mengatakan planet itu sendiri, HD 189733b, nampaknya tidak berpenghuni tetapi bukti-bukti mendukung untuk penelitian adanya kehidupan ditata surya lain.
“Kita tergerak untuk melakukan identifikasi tanda-tanda yang jelas adanya air di sebuah planet yang jauhnya triliyunan mil.” Giovanna Tinetti, seorang staf dari European Space Agency di the Institute d'Astrophysique de Paris, yang memimpin studi tersebut, mengutip pengunuman hasil studinya.

Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh seberkas cahaya dalam satu tahun dengan kecepatan 186.000 mil per detik (300.000 km per detik), atau mendekati 6 trilyun mil.

Bulan dari bumi (yang nampak kalau malam itu) Cuma berjarak 1,3 detik cahaya. “Walaupun HD 189733b jauh dari tempat kehidupan, dan sebenarnya menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat, penemuan kami menunjukkan bahwa air disana lebih masuk akal dibanding yang kita pikirkan sebelumnya, dan metode kita dapat digunakan pada masa yang akan datang untuk mempelajari lingkungan kehidupan yang lebih bersahabat,” kata Tinetti.


Dari pengamatan, planet menampakkan orbit sebuah bintang dalam kumpulan (rasi) Vulpecula, muncul lebih besar pada riak gelombang yang bersesuaian dengan air, memunculkan dugaan adanya benda (substansi) di atmosfer.

“Kami menemukan bahwa penyerapan oleh uap air adalah paling memungkinkan terjadinya ketergantungan riak gelombang yang bervariasi dalam radius yang efektif dari planet pada gelombang inframerah,” jelas para peneliti.

HD 189733 b diketahui sebagai sebuah planet “Jupiter yang panas” – seperti gas planet Jupiter dalam sistim tata surya tetapi jauh lebih panas.

Penemuan ini bertentangan dengan studi yang mendahuluinya yang tidak menunjukkan adanya air, kata Heather Knutson, seorang ahli astronomi di Harvard University yang melakukan peninjauan ulang pada penemuan permasalahan yang sama dari alam semesta yang telah dilakukan sebelumnya.

“Walaupun begitu, studi lebih awal melihat pada kecepatan cahaya di siang hari dari planet sementara penelitian terakhir menggunakan metode yang berbeda yaitu mengukur kecepatan cahaya diluar sisi-sisi planet atmosfer,” kata Knutson.

Diduga mungkin ada sesuatu yang tersembunyi berkenaan tanda-tanda adanya air pada pengukuran yang dilakukan sebelumnya, katanya lebih lanjut.

“Dikemudian hari kita dapat melakukan evaluasi pada planet-planet yang lain yang mungkin dapat mendukung adanya kehidupan dan air di lapisan atmosfernya,” kata Knutson dalam wawancara lewat telepon.


Selasa, 22 Januari 2008

Lapisan Atmosfir / Atmosfer Bumi

Atmosfir bumi adalah lapisan udara yang mengelilingi atau menyelubungi bumi yang bersama-sama dengan bumi melakukan rotasi dan berevolusi mengelilingi matahari. Udara yang terkandung dalam atmosfir merupakan campuran dan kombinasi dari gas, debu dan uap air. Atmosfir berguna untuk melindungi makhluk hidup yang yang ada di muka bumi karena membantu menjaga stabilitas suhu udara siang dan malam, menyerap radiasi dan sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk bumi lainnya.

Kandungan dalam lapisan atmosfir bumi
- Nitrogen 78,17%
- Oksigen 20,97%
- Argon 0,98%
- Karbon dioksida 0,04%
- Sisanya adalah zat lain seperti kripton, neon, xenon, helium, higrom dan ozon.

Lapisan-lapisan atmosfer bumi terdiri dari :

1. Troposfer / TroposfirKetinggian troposfer : 0 - 15 kmSuhu lapisan troposfir : 17 - -52 derajat celciusKurang lebih 80% gas atmosfer berada pada bagian ini

2. Stratosfer / StratosfirKetinggian stratosfer : 15 - 40 kmSuhu lapisan stratosfer : -57 derajat celciusLapisan ozon yang memblokir atau menahan sinar ultraviolet berada pada lapisan ini.

3. Mesosfer / MesosfirKetebalan Mesosfer : 45 - 75 kmSuhu lapisan stratosfer : -140 derajat celciusSuhu yang sangat rendah dan dingin dapat menyebabkan awan noctilucent yang terdiri atas kristal-kristal es

4. Thermosfer / ThermosfirKetebalan themosfer : 75 - 100 kmSuhu lapisan stratosfer : 80 derajat celcius

5. Ionosfer / IonosfirKetebalan ionosfer : 50 - 100 kmAdalah lapisan yang bersifat memantulkan gelombang radio. Karena ada penyerapan radiasi dan sinar ultra violet maka menyebabkan timbul lapisan bermuatan listrik yang suhunya menjadi tinggi

6. Eksosfer / EksosfirKetebalan eksosfer : 500 - 700 kmSuhu lapisan stratosfer : -57 derajat celciusTidak memiliki tekanan udara yaitu sebesar 0 cmHg

Senin, 21 Januari 2008

Aura, Proyek NASA Selamatkan Atmosfir

Udara disekitar kita nampak berlimpah dari darat. Tapi dari luar angkasa, langit biru kita hanya nampak sebagai perisai tipis disekitar planet kita. Atmosfir kita lemah, tapi, merupakan penyelamat. Tanpa atmosfir, bumi akan membeku, tanpa kehidupan dan dihancurkan oleh radiasi kosmik.

Oleh karena itulah, maka kita harus menyelamatkannya. Baru-baru ini diluncurkan satelit yang akan memancarkan informasi yang akan membantu kita melakukannya. Sejak Juli satelit itu sudah mengorbit untuk memonitor ozon, perubahan iklim dan kualitas udara.

Satelit Aura NASA telah menghasilkan pengukuran langsungnya yang pertama terhadap lapisan troposfir, terhadap ozon dari luar angkasa, termasuk bahan kimia yang membuat "ozon jahat" di darat, dan bahan kimia yang membuat penumpukan ozon di daerah tropis. Laporan itu juga mengikutsertakan gambar-gambar baru mengenai lubang ozon di atas Antartika.

Dengan gambar resolusi tinggi bewarna, dan sedikit animasi, ilmuwan dapat melihat reaksi kimia dalam atmosfir setiap hari, misalnya pengubahan klorin menjadi bentuknya yang berbahaya yang mengancam ozon stratosfir. Hal ini adalah pertama kalinya kondisi gas langka yang terus-menerus berputar di angkasa dan melindungi kehidupan dibawahnya dapat diamati, berikut juga dengan reaksi kimia yang mengancam keberadaannya.

"Hasil kami bahkan melebihi harapan kami yang paling liarpun," kata Phil DeCola, Ilmuwan Program NASA Aura, yang melaporkan di Rapat American Geophysical Union (AGU) di San Francisco. Ia mengatakan bahwa pemandangan atmosfir dari luar angkasa merupakan hal yang penting untuk dipelajari dinamika dan komposisinya.

Pengukuran kualitas udara belakangan ini masih terbatas hanya pada instrumen pengukuran yang kurang sensitif dari darat. "Anda akan membutuhkan jutaan, mungkin juga milyaran sensor di permukaan darat untuk dapat mengetahui informasi ini," katanya. Ilmuwan mengatakan bahwa Aura akan memberikan informasi mengenai kondisi kepilihan lapisan ozon.
Aura juga akan memberitahu apakah protokol seperti Montreal Protocol yang ditujukan untuk mengurangi penggunaan bahan yang merusak ozon berhasil atau tidak. Aura memonitor ozon baik di stratosfer yang melindungi kita dari radiasi ultraviolet, dan juga ozon jahat yang bersifat racun dibawahnya, dalam udara yang kita hirup, jelas Mark Schoeberl, ilmuwan Aura Project.
"Ozon dapat menyerang jaringan paru-paru anda dan membuat anda sangat sakit. Maka kami tertarik mengenai polusi udara, yang salah satu komponennya adalah ozon. Hal ini adalah isu yang sangat kritis bagi lingkungan urban kota besar," katanya. Asap kendaraan, pelarut kimia, dan emisi industri dapat mengakibatkan ozon jahat.


Satelit juga akan memonitor efek perubahan iklim terhadap susunan gas atmosfer dan partikel aerosol. Aerosol menambahkan elemen tertentu yang menyebabkan perubahan tidak menentu pada perubahan cuaca karena mereka sangat mudah merubah efek yang muncul - baik dalam menyerap maupun memantulkan panas, tergantung pada tipe dan dan letak mereka dalam lapisan atmosfir.

Kontribusi mereka terhadap perubahan iklim dan cuaca sangat tidak jelas. Ketika lubang ozon di Antartika terlihat semakin menutup, perubahan iklim dapat membuat lubang baru di Kutub Utara. Masih terdapat klorin dalam jumlah tujuh kali lipat dari jumlah normalnya di atmosfir, sisa dari klorofluorokarbon (CFC) dari beberapa dekade lalu.

Demikian menurut Joe Waters, penyelidik utama NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL). Diperkirakan akan dibutuhkan 30 tahun untuk membersihkan atmosfir dari klorin. Disaat bersamaan, pendinginan lapisan stratosfir akan menyebabkan perubahan iklim, yang akan menyebabkan timbulnya es, yang akan mengibah klorin kedalam bentuknya yang berbahaya.
"Jadi salah satu dari sekian hal yang kami amati, terutama di Arktik, yang merupakan tempat paling parah perusakan ozonnya, adalah apakah jumlah perusakan ozon akan berkurang atau bertambah di tahun-tahun mendatang," kata Dr. Waters. "Sepanjang dekade mendatang akan terjadi balapan yang sangat menarik."


Dr Schoeberl berkata bahwa hasil awal deteksi dari Aura menunjukkan adanya ozon troposfer yang masih tinggi di daerah tropis, tetapi tanpa peningkatan tingkat karbon monoksida yang biasanya dikaitkan dengan penggunaan bahan bakar biomassa, sumber yang sangat mungkin. "Lalu, darimanakan ozon ini berasal? Hal ini masih sangat misterius mengenai penyebab level ozon yang tinggi ini."

Ilmuwan berkata bahwa mereka sangat puas dengan unjuk kerja Aura, walaupun pernah ada laporan mengenai gangguan pada apertur pada High Resolution Dynamics Limb Sounder (HIRDLS), yang muncul akibat sekeping plastik yang mungkin terlepas pada saat take-off. Ilmuwan berkata mereka mengharapkan untuk dapat membersikan lensanya.

Keempat instrument pemonitor ozon yang sangat sensitif, yang juga dapat menjejak adanya bahan kimia tertentu menurut panjang gelombang atau frekuensi mereka. "Persis seperti jika anda mengatur agar radio anda menangkap siaran stasiun tertentu," kata Dr Waters. "Kami membangun radio canggih ini, dan kamu atur supaya pas dengan molekul tertentu."

Misalnya Microwave Limb Sounder (MLS) menggunakan microwave untuk menjejak klorin yang aman atau yang dapat merusak ozon. Tropospheric Emission Spectrometer (TES) akan memindai molekul yang ditangkap dalam daerah infra merah, misalnya nitrogen dioxida, yang dihasilkan oleh mobil dan truk, yang mengindikasikan adanya ozon jahat dilapisan bawah atmosfir.

Ozone Monitoring Instrument (OMI) mendeteksi adanya bahan kimia yang kasat mata dan yang nampak di bagian sprektrum ultraviolet, sedangkan HIRDLS memonitor di spektrum infra merah. Dengan keempat instrument menyapu langit dalam jangkauan spektrum elektromagnetik yang berbeda. "Sangat sulit bagi suatu benda untuk lolos dari deteksi kami," kata Dr Schoeberl. Dalam sekitar 90 menit Aura akan menyelesaikan satu orbitnya.

Satelit ini dapat menentukan jumlah molekul kunci di atmosfir dan menyajikannya dalam peta global dalam satu hari. "Semua instrumen ini bekerja bersama seperti instrumen dalam simfoni untuk menunjukkan gambaran lengkapnya kepada kami." Kata Dr Waters. Gambaran global itu sangat penting. Polusi tidak mempedulikan batas antar bangsa.

Arus atmosfer akan membawa partikel aerosol, atau molekul gas, dan membawanya kedalam stratosfer, dan mengirimkannya berkelana kepenjuru dunia. "Jika anda menghasilkan molekul CO2 ketika bernapas," kata Dr DeCola. "Dan dalam waktu dua minggu, seseorang dapat menghirup molekil CO2 itu di Beijing, padahal anda menghembuskan CO2 itu di New York."
Ilmuwan percaya bahwa Aura dapat merevolusi cara memonitor kualitas udara dengan cara yang sama seperti satelit cuaca menerbitkan ramalan cuaca pada 1960 dan 1970an. "Kami meramalkan cuaca, tapi kami tidak dapat meramalkan cuaca," katanya. "Tapi semoga, kami dapat meramalkan kualitas udara, dan juga mengubahnya."

Minggu, 20 Januari 2008

Struktur dalaman dan plet tektonik

Struktur dalaman

Kajian keatas aktiviti seismos dan gempa bumi membolehkan kita menyiasat dengan lebih terperinci struktur dalaman planet kita. Gemparan bumi yang dapat dikesani dibeberapa kedudukan di Bumi membolehkan kita menjangka arah pergerakan gelombang seismos tersebut. Arah pergerakan ini bergantung kepada jenis bahan yang ditemui. Ini dapat mendedahkan struktur dalaman Bumi. Satu lagi cara mengkaji struktur ini ialah dengan menggunakan analisis keatas pinggiran gunung berapi yang mendedahkan campuran kimia yang terdapat didalam lapisan dalaman Bumi.

Cara kajian seperti ini mendedahkan bahawa Bumi adalah terdiri daripada tiga lapisan yang berbeza terutamanya dari segi campuran kimia. Lapisan pertama yang meliputi Bumi mempunyai ketebalan yang agak nipis. Di dasar laut lapisan ini mempunyai ketebalan berpuluhan km manakala di benua pula ia lebih-kurang berketebalan 40 km. Lapisan ini terdiri daripada batuan sedimen, granit dan basalt. Bahan-bahan ini bercampur akibat pengaruh aktiviti geologi Bumi yang kuat. Dibawah lapisan ini terdapat satu lapisan pejal yang berketebalan 3000 km. Ia terdiri daripada enapan silika yang kaya dengan besi dan magnesium. Lapisan terahkir sekali ialah teras Bumi yang terbentuk terutamanya dari besi dan sedikit nikel. Sebenarnya, teras Bumi sendiri adalah terdiri daripada dua bahagian, bahagian luar teras yang cair dan bahagian pusat yang pejal. Di pusat Bumi, suhu mencapai tahap 5000 darjat Celcius dan tekanan pula mencapai tahap berjuta kali ganda tekanan di permukaan Bumi.

Plet tektonik

Satu daripada ciri-ciri keistimewaan Bumi ialah keujudan plet tektoniknya. Kerak dan bahagian luar membentuk lapisan yang mempunyai ketebalan berpuluhan km. Lapisan ini dipanggil Litosfera yang terkenal melalui kekerasannya. Di bawah lapisan ini terdapat pula lapisan Astenosfera, yang kurang keras dan membolehkan lapisan Litosfera di atasnya bergerak secara perlahan. Litosfera terbahagi kepada beberapa plet dimana setiap satunya boleh bergerak dan bergelingsir di atas lapisan Astenosfera.

Plet-plet ini bergerak akibat proses perolakan di lapisan dalaman Bumi. Tenaga janaan hasil pecahan teras radioaktif di pusat Bumi dibawa keluar melalui fenomena yang dipanggil perolakan. Dalam proses ini magma bergerak kepermukaan, batuan tersebut menjadi sejuk dan turun semula kedalam. Pergerakan bahan-bahan tersebut di lapisan Astenosfera menyebabkan plet bergerak di lapisan Litosfera yang juga dikenali sebagai plet tektonik. Sebagai contoh, ia telah menyebabkan perpisahan benua Amerika Selatan dari benua Afrika dengan kelajuan tiga sentimeter setahun.

Plet tektonik ini telah bertanggung-jawap dalam kebanyakan pembentukan geologi di Bumi. Oleh yang demikian, akibat perlanggaran dua plet, satu banjaran terbentuk. Perlanggaran antara plet yang membawa India dan China telah menghasilkan banjaran gunung Himalaya. Subduksi berlaku bila satu plet terbenam kebawah satu plet yang lain dan meninggalkan satu kesan yang sama. Sebagai contoh, Subduksi telah menghasilkan banjaran gunung Andes.

Satu daripada kesan-kesan plet tektonik yang paling penting ialah pembaharuan permukaan Bumi. Di tengah lautan Atlantik terdapat satu siri puncak yang dipanggil Oceanic Ridge. Di sini, rekahan dua plet-plet membolehkan magma di lapisan bawah timbul kepermukaan. Fenomena bertentangan pula berlaku di kawasan Subduksi dimana plet di lapisan atas terbenam semula kebahagian dalaman. Kedua-dua fenomena ini membolehkan lapisan tersebut bergerak ke permukaan Bumi sebelum terbenam semula ke bahagian dalaman dalam jangka masa beratus juta tahun. Akibatnya, terjadilah pembaharuan permukaan yang berterusan yang tidak berlaku dimana-mana planet yang lain di dalam Sistem Suria kita. Ini dapat menjelaskan terutamanya persoalan kenapa walaupun Bumi mengalami hentaman meteorit yang kuat pada masa dulu, kesan kawah hentaman tersebut sukar didapati di permukaan Bumi pada masa sekarang ini.

Hasil sampingan fenomena tersebut ialah kestabilan kuantiti gas karbon-dioksida di dalam udara kita. Hujan dengan senangnya boleh meyerap karbon-dioksida di dalam udara dan menhalir ke dalam Bumi dalam bentuk karbonat atau dihalirkan kelaut. Jika tidak disebabkan oleh aktiviti volkano yang mengeluarkan kembali karbon-dioksida tersebut keudara, kesan Greenhouse Effect akan menurun ketahap yang amat rendah menyebabkan suhu juga menurun seperti yang terjadi di permukaan Marikh. Pengeluaran semula gas karbon-dioksida yang terperangkap di dalam lava volkano kedalam atmosfera kita membolehkan kuantiti gas ini menjadi stabil dan suhu menjadi sederhana.

Sabtu, 19 Januari 2008

Menggali Rahasia Mantel Bumi

Akhir September 2007 , sekelompok ilmuwan internasional dari Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa akan melakukan penggalian pertama kalinya ke mantel bumi. Mata bor akan menerabas kerak bumi dan untuk pertama kalinya menembus lapisan mantel, yang selama ini belum terjamah. Penggalian akan dilakukan menggunakan kapal pengeboran laut dalam Chikyu, yang ditargetkan bisa menembus sampai kedalaman 7.000 meter.

Pengeboran jauh ke dalam kerak bumi bukan perkara mudah. Salah-salah mata bor justru menembus batuan leleh panas atau ladang minyak dan gas. Para ilmuwan internasional yang tergabung dalam proyek ini memang tak mencari sumber minyak apalagi gas bumi, tapi lumpur.

Tapi lumpur yang dicarinya bukan sembarang lumpur, seperti yang menyembur di proyek PT Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo. Mereka mengincar lumpur dan inti batuan dalam, yang diharapkan bisa menyediakan petunjuk kondisi iklim di muka bumi selama ratusan bahkan jutaan tahun.

Batuan dan lumpur dari mantel bumi itu juga akan dianalisis untuk mencari tanda-tanda kehidupan. Seperti kita tahu, beberapa jenis bakteri mikroskopik bisa hidup pada temperatur tinggi yang ditemukan di sekitar sumber air panas. Jika bakteri semacam itu benar-benar ditemukan di kedalaman kerak dan mantel bumi, ada kemungkinan mereka mempunyai enzim yang tahan temperatur panas.

Tentu bukan cuma lumpur yang akan diperoleh dalam Nankai Trough Seismogenic Zone Experiment itu. Pengeboran ke mantel bumi ini diharapkan bisa memantau pergerakan lempeng Filipina dan Eurasia yang berada di bawah kepulauan Jepang.

Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC), yang menjadi pemimpin proyek bernilai ratusan juta dolar itu, menyadari risiko misi tersebut. Sampai saat ini, lubang pengeboran terdalam yang pernah dilakukan barulah mencapai 2,1 kilometer, sepertiga dari target yang harus dilakukan Chikyu.
Diperkirakan Chikyu harus mengebor selama setahun sebelum bisa melubangi mantel bumi. Namun, bila misi berhasil, pengeboran terapung di atas kapal seberat 57.500 ton itu akan mengambil sampel pertama dari kerak bumi. "Ini seperti proyek Apollo, tapi di bawah tanah," kata peneliti Kan Aoike. "Sebuah upaya serius untuk melengkapi eksplorasi kunci bagi umat manusia."

Chikyu, yang berarti bumi dalam bahasa Jepang, akan memulai pengeborannya pada 21 September mendatang di Palung Nankai di Samudra Pasifik. Palung itu adalah lapisan kerak bumi paling tipis dibanding kawasan sekitarnya.

Satu tantangan yang harus diatasi oleh Program Pengeboran Samudra Terpadu itu adalah menembus "Moho", daerah perbatasan yang secara formal dikenal sebagai Mohorovicic discontinuity. Daerah ini menandai pemisahan antara kerak bumi terluar yang rapuh dan mantel bumi yang lebih lunak serta panas. Kerak bumi membentuk lapisan tipis terluar yang membungkus bumi. Bagian ini terdiri atas batuan padat dengan tebal sekitar 72 kilometer di bawah benua. Namun, di bawah samudra, tebalnya kurang dari 8 kilometer. Bersama lapisan mantel terluar yang lebih tebal dan solid di bawahnya, kerak bumi ini terpecah jadi lempengan-lempengan besar yang bergerak amat pelan. Gerakannya mungkin mirip rakit hanyut di atas lapisan mantel cair di bawahnya.

Batuan mantel di bagian bawah memang selalu berada dalam kondisi cair karena tekanan dan temperatur tinggi di perut bumi. Pergerakan lempeng ini biasanya amat lambat, sekitar 5 sentimeter per tahun. Meski demikian, pergerakan semacam ini bisa menghasilkan formasi pegunungan, sampai memicu gempa bumi dan erupsi gunung berapi di bagian tepi lempeng.

Nah, pergerakan lempeng inilah yang menarik minat JAMSTEC, lembaga riset kelautan Jepang. Apalagi negara itu berada di salah satu zona gempa paling aktif, yaitu Palung Nankai, sehingga kerap diguncang gempa di atas magnitudo 8.

Presiden JAMSTEC Yasuhiro Kato menyatakan bahwa upaya memprediksi dan memahami fenomena perubahan iklim, yang dipicu bencana alam dan kerusakan lingkungan, telah menjadi isu penting pada abad ini. "Kami menganggap bumi sebagai sebuah sistem unik yang amat dipengaruhi laut," kata Kato.

Untuk mengemban tugas ini, JAMSTEC melengkapi Chikyu dengan berbagai teknologi paling modern. Alat bor yang dibawanya menggunakan teknologi yang biasa dipakai industri minyak. Bor ini dilindungi oleh pipa kedua yang diisi dengan lumpur sebagai pelumas. Pipa ini memiliki besar yang pas dengan diameter pipa bor dan berfungsi mengeluarkan serpihan batu dan tanah dari lubang.

Sebuah katup pelepas tekanan berfungsi mencegah semburan yang terjadi jika bor mengenai deposit minyak atau gas bertekanan tinggi. Jika semburan terjadi, kapal bisa tenggelam, bahkan ledakan dan kebakaran hebat.

Yang paling penting, kapal itu juga dilengkapi sistem dynamic positioning, mekanisme penentu lokasi yang dipandu satelit. Sistem ini bisa mengoreksi posisi kapal terhadap angin, gelombang, dan arus dengan enam mesin pendorong yang menjaga kapal tetap pada tempatnya. Pergeseran kapal sedikit saja akibat gelombang atau arus bisa membuat pipa bor menjadi bengkok.

Dalam proyek selama 10 tahun itu, JAMSTEC didampingi oleh tim ilmuwan Amerika Serikat dan Eropa. Selain riset tentang pergerakan lempeng tektonik, ada sejumlah tugas lain yang harus dikerjakan para ilmuwan tersebut, termasuk upaya menemukan kehidupan baru dan potensi menyelamatkan umat manusia.

Setelah Chikyu sukses membuat lubang pengeboran sampai ke mantel bumi, sejumlah sensor diletakkan ke dalamnya untuk memantau pergerakan lempeng. Tujuannya jelas untuk memprediksi kapan dan di mana gempa akan mengguncang dan mengevakuasi penduduk dari daerah bencana. Metode tercanggih yang ada sekarang ini hanya bisa memberikan peringatan akan adanya gempa beberapa menit sebelum bencana itu terjadi.

Asahiko Taira, direktur jenderal proyek itu, berharap misi ini bisa membantu ilmuwan meramalkan gempa bumi. "Buat Jepang, hal terpenting adalah mengebor dan menembus daerah tempat tumpang tindih antarlempeng sehingga kami bisa memonitor gempa secara langsung," katanya.

Taira menyatakan lantai samudra di pantai barat Sumatera, yang memicu gempa dan tsunami pada Desember 2004, bisa menjadi lokasi pengeboran berikutnya pada masa depan.

Lapisan Bumi

Suatu model lapisan bumi berikut unsur-unsur yang dominan dimasing-masing lapisan tersebut telah dirilis oleh J. Marvin Herndon dalam CURRENT SCIENCE, VOL. 88, NO. 7, 10 APRIL 2005. Model tersebut, sebagaimana yang ditampilkan di atas, merupakan model terakhir yang diakui oleh kalangan ilmuwan geofisika, meskipun masih diperdebatkan khususnya pada bagian inti bumi (inner core) apakah keadaannya berupa liquid (cairan) atau solid (padat) atau plasma? Adapun pada lapisan outer-core, para ilmuwan sepakat bahwa kandungan unsur pada lapisan tersebut didominasi oleh Fe (iron atau unsur besi).

Sementara itu, beberapa pakar dari University College London telah melakukan simulasi dengan superkomputer Cray T3E untuk mengukur temperatur tinggi yang bisa melelehkan besi dalam tekanan yang sangat tinggi sebagaimana yang ada di inti bumi. Hasil simulasi tersebut menunjukkan bahwa titik leleh atau titik lebur besi adalah pada suhu 6700 Kelvin pada tekanan diantara inner-core dan outer-core di perut bumi. Temuan ini mendukung model sebelumnya yang mengatakan bahwa temperatur inti bumi berkisar pada suhu tersebut.

Dari sini sebuah pertanyaan sainstifik bisa dimunculkan, yaitu darimana inti bumi mendapatkan energi panas yang dahsyat tersebut? Para ilmuwan masih percaya bahwa semua itu dihasilkan oleh reaksi fisi nuklir alamiah (geo-reaktor) yang terjadi di dalam inner-core. Itulah sebabnya dalam model (gambar) di atas, Herndon menempatkan uranium sebagai unsur yang mendominasi bagian inner-core, dimana kita semua tahu bahwa uranium adalah salah satu unsur radioaktif yang bisa menghasilkan reaksi fisi nuklir. Asumsi akan adanya georeaktor tersebut cukup tepat untuk menjawab teka-teki mengenai keberadaan isotop helium yang begitu melimpah, sekaligus juga menjelaskan fenomena variasi medan geomagnetik bumi. Demikianlah logikanya.


Jumat, 18 Januari 2008

Cara baru untuk mengintip kedalam Bumi

Apa yang berada di tengah-tengah planet kita masih merupakan misteri karena para peneliti tidak mungkin dapat kesana untuk melihatnya. Ahli geologi hanya memiliki satu alat, seismologi untuk mereka-reka apa yang ada di dalam Bumi.

Sekarang ada alat baru.


Untuk pertama kalinya, para peneliti telah mendeteksi keberadaan partikel-partikel kecil bernama geoneutrino yang berasal jauh dari dalam bumi. Penemuan ini diperkirakan akan memberikan terobosan tentang apa isi dan proses apa yang sedang berlangsung di bawah sana.

'Masih ada begitu banyak teori tentang apa yang ada di dalam Bumi', kata Giorgio Gratta, seorang professor fisika di Stanford University dan bagian dari tim beranggotakan 87 orang yang mengumumkan penemuan ini. 'Kita melipatgandakan jumlah peralatan yang kita miliki, dari hanya gelombang seismik hingga pada titik dimana kami melakukan analisis kimiawi sederhana'.


Penemuan mereka dimuat pada jurnal Nature edisi 28 Juli.


Inti yang tidak tampak

Inti Bumi sangatlah panas dan padat. Sisi luar dari inti ini diperkirakan berbentuk cair dan inti dalamnya oleh karena tekanan yang besar membuat inti dari besi ini berbentuk padat. Komposisi pasti dari inti Bumi dan apa yang memisahkannya dari cairan tidaklah diketahui.

'Kita hanya mengenal sekeping dari planet kita' jelas Gratta 'Beberapa kilometer kemudian kita tidak dapat mencapainya'.


Selama bertahun-tahun, Gratta dan lainnya harus menggali kedalam Bumi untuk melihat apa yang ada dibawahnya. Para ahli mengetahui bahwa planet ini dihangatkan dengan dua cara. Apa yang tertinggal dari sisa pembentukan planet tersimpan di inti Bumi dan dilepaskan secara berkala. Kedua, sisa-sisa radioaktif dari bebatuan yang menjadi tanah melepaskan panas. Para ilmuwan tidak tahu seberapa besarnya panas yang dilepaskan oleh masing-masing proses.

Tetapi mereka tahu betapa pentingnya pertanyaan ini.


Geoneutino

Panas dari dalam Bumi memberikan energi untuk aktivitas vulkanik dan pergerakan kerak Bumi, yang menciptakan gempa.

Saat batu berubah menjadi tanah secara radioaktif, partikel-partikel subatomik bernama geoneutrino dilepaskan.

Partikel-partikel ini merupakan sisa dari Uranium dan Thorium, dideteksi dari eksperimen oleh proyek KamLAND di Jepang.

Dampak besar

Neutrino tidak kasat mata dan hampir tidak memiliki massa, sehingga dapat melewati hampir seluruh materi. Melihatnya saja sangat susah.

Detektor yang digunakan dalam penelitian ini dikuburkan dibawah gunung, untuk melindunginya dari neutrino-neutrino yang datang dari angkasa. Detektor ini terdiri dari 2.000 sensor cahaya yang ditemnpatkan dalam balon berdiameter 18 meter dan mengapung diatas baby oil, bensin, dan bahan fluorescent. Saat sebuah geoneutrino berinteraksi dengan campuran ini, akan tercipta kilatan kecil cahaya.

Selama dua tahun terakhir, detektor berhasil mendapatkan satu geoneutrino dalam sebulan. Setiap geoneutrino memiliki 'tanda tangan' tentang darimana dia berasal.

Detektor yang lebih besar yang kemungkinan akan dibuat di masa yang akan datang, dapat mendeteksi geoneutrino setiap harinya dan akan membantu para ilmuwan untuk melihat apa yang ada di bawah sana.

'Deteksi pertama dari keberadaan geoneutrino di bawah kaki kita saja sudah hebat', kata peneliti dari Universitas Maryland, William McDonough dalam analisisnya tentang penemuan ini. 'Hal ini akan menolon kita untuk dapat lebih baik dalam memperkirakan jumlah dan ditribusi elemen-elemen radioaktif di Bumi, dan berapa banyak panas yang disumbangkannya.

Walaupun hal ini dapat merevolusi pemahaman kita tentan Bumi, tetapi buku pelajaran di sekolah tidak akan begitu saja ditulis ulang.

'Mungkin membutuhkan 10 atau 20 tahun lagi sebelum kita memiliki lebih banyak detektor dan mungkin yang lebih besar lagi'.

Kamis, 17 Januari 2008

Pengenalan Gunungapi

APA ITU GUNUNGAPI?
Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.

Gunungapi diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu (1) erupsi pusat, erupsi keluar melalui kawah utama; dan (2) erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya; (3) erupsi celah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa kilometer; (4) erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.

Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya letusan serta tinggi tiang asap, maka gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi: (1) Tipe Hawaiian, yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya berupa semburan lava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana; (2) Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua; (3) Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik.

Material yang dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar; (4) Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkan kubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit; (5) Tipe Ultra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa; (6) Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampai dasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan sering disertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik; (7) Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunungapi, gunungapi bawah laut atau gunungapi yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.

Bentuk dan bentang alam gunungapi, terdiri atas : bentuk kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya; bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah, membentuk seperti kubah; kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria; maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi utama akibat letusan freatik atau freatomagmatik; plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.
Penampang suatu gunungapi dan bagian-bagiannya.(Modifikasi dari Krafft, 1989)
Struktur gunungapi, terdiri atas : (1) struktur kawah adalah bentuk morfologi negatif atau depresi akibat kegiatan suatu gunungapi, bentuknya relatif bundar; (2) kaldera, bentuk morfologinya seperti kawah tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera terdiri atas : kaldera letusan, terjadi akibat letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya; kaldera runtuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi akibat pengeluaran material yang sangat banyak dari dapur magma; kaldera resurgent, terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunungapi diikuti dengan runtuhnya blok bagian tengah; kaldera erosi, terjadi akibat erosi terus menerus pada dinding kawah sehingga melebar menjadi kaldera; (3) rekahan dan graben, retaka-retakan atau patahan pada tubuh gunungapi yang memanjang mencapai puluhan kilometer dan dalamnya ribuan meter. Rekahan parallel yang mengakibatkan amblasnya blok di antara rekahan disebut graben; (4) depresi volkano-tektonik, pembentukannya ditandai dengan deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pemebentukan gunungapi akibat ekspansi volume besar magma asam ke permukaan yang berasal dari kerak bumi. Depresi ini dapat mencapai ukuran puluhan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
Tipe Letusan Gunungapi
Bentuk Gunungapi
KAPAN GUNUNGAPI TERJADI ?
Gunungapi terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunungapi berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunungapi. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan vulkanik.

Sebagai contoh banyak ditemukan kerangka manusia di kota Pompeii dan Herculanum yang terkubur oleh endapan letusan G. Vesuvius pada 79 Masehi. Fosil yang terawetkan baik pada abu vulkanik berupa tapak kaki manusia Australopithecus berumur 3,7 juta tahun di daerah Laetoli, Afrika Timur. Penanggalan fosil dari kerangka manusia tertua, Homo babilis berdasarkan potassium-argon (K-Ar) didapat umur 1,75 juta tahun di daerah Olduvai. Penemuan fosil yang diduga sebagai manusia pemula Australopithecus afarensis berumur 3,5 juta tahun di Hadar, Ethiopia, dan penanggalan umur benda purbakala tertua yang terbuat dari lava berumur 2,5 juta tahun ditemukan di Danau Turkana, Afrika Timur. Perkembangan benda-benda purba dari yang sederhana kemudian meningkat menjadi benda-benda yang disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari, seperti pemotong, kapak tangan dan lainnya, terbuat dari obsidian yang berumur Paleolitik Atas.
DIMANA GUNUNGAPI TERJADI ?
Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua; busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.
Penampang yang memperlihat kan batas lempeng utama dengan dengan pembentukan busur gunungapi. (Modifikasi dari Krafft, 1989)
MENGAPA TERJADI GUNUNGAPI ?
Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempabumi dan gunungapi. Planet bumi mepunyai banyak cairan dan air di permukaan. Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan dan komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunungapi.

Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari unsure radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop K, U dan Th terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan. Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di bawah muka bumi bergerak menyebar dan menyempit disekitarnya. Pada bagian atas mantel, sekitar 7 35 km di bawah muka bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga kerak umumnya mempunyai ketebalan 70 120 km dan terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang disebut lempeng tektonik. Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel. Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang disebut juga astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai tebal lk. 35 km, berdensiti rendah dan berumur 1 2 miliar tahun, sedangkan kerak samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir.
Penampang bumi. Kerak yang menindih mantel hampir seluruhnya terdiri dari oksida yang tidak melebur. Proses vulkanik membawa fragmen batuan ke permukaan dari kedalaman lk. 200 km melalui mantel, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya mineral-mineral olivine, piroksen dan garnet dalam peridotit pada bagian atas mantel. (Modifikasi dari Krafft, 1989; Sigurdsson, 2000).
BAGAIMANA GUNUNGAPI TERBENTUK ?
Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda :
1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudera.
2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.
3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.
4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.
Penampang diagram yang memper lihatkan bagaimana gunungapi ter bentuk di permukaan melalui kerak benua dan kerak samudera serta mekanisme peleburan batuan yang menghasilkan busur gunungapi, busur gunungapi tengah samudera, busur gunungapi tengah benua dan busur gunungapi dasar samudera. (Modifikasi dari Sigurdsson, 2000).
Di Indonesia (Jawa dan Sumatera) pembentukan gunungapi terjadi akibat tumbukan kerak Samudera Hindia dengan kerak Benua Asia. Di Sumatra penunjaman lebih kuat dan dalam sehingga bagian akresi muncul ke permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias, Mentawai, dll. (Modifikasi dari Katili, 1974).
BAHAYA GUNUNGAPI
Bahaya letusan gunungapi dapat berpengaruh secara langsung (primer) dan tidak langsung (sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia. Bahaya yang langsung oleh letusan gunungapi adalah :
1. Leleran lava leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas dapat merusak segala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung dari kekentalan magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauh jangkauan alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800o 1200o C. Pada umumnya di Indonesia, leleran lava yang dierupsikan gunungapi, komposisi magmanya menengah sehingga pergerakannya cukup lamban sehingga manusia dapat menghindarkan diri dari terjangannya.
Leleran lava dapat merusak segala bentuk infrastruktur. Foto Macdonald.
2. Aliran piroklastik (awan panas) aliran piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap erupsi plinian, letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava dan aliran pada permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik sangat dikontrol oleh gravitasi dan cenderung mengalir melalui daerah rendah atau lembah. Mobilitas tinggi aliran piroklastik dipengaruhi oleh pelepasan gas dari magma atau lava atau dari udara yang terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran dapat mencapai 150 250 km/jam dan jangkauan aliran dapat mencapai puluhan kilometer walaupun bergerak di atas air/laut.
Awan panas mempunyai mobilitas dan suhu tinggi sangat berbahaya bagi penduduk sekitar gunungapi.
3. Jatuhan piroklastik Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukup tinggi, pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah angin kemudian jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan bahaya langsung bagi manusia, tetapi endapan abunya akan merontokkan daun-daun dan pepohonan kecil sehingga merusak agro dan pada ketebalan tertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di udara dapat menggelapkan bumi beberapa saat serta mengancam bahaya bagi jalur penerbangan.
Hujan abu dapat merusak tanaman, merobohkan rumah, mengganggu pernafasan dan membahayakan jalur penerbangan pesawat. (Foto Krafft)
4. Lahar letusan Lahar letusan terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah. Apabila volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancaman langsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan lumpur panas.
5. Gas vulkanik beracun Gas beracun umumnya muncul pada gunungapi aktif berupa CO, CO2, HCN, H2S, SO2 dll, pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh.
Pengeluaran gas CO2 di G. Dieng membunuh banyak penduduk.
Bahaya sekunder, terjadi setelah atau saat gunungapi aktif:
1. Lahar Hujan lahar hujan terjadi apabila endapan material lepas hasil erupsi gunungapi yang diendapkan pada puncak dan lereng, terangkut oleh hujan atau air permukaan. Aliran lahar ini berupa aliran lumpur yang sangat pekat sehingga dapat mengangkut material berbagai ukuran. Bongkahan batu besar berdiameter lebih dari 5 m dapat mengapung pada aliran lumpur ini. Lahar juga dapat merubah topografi sungai yang dilaluinya dan merusak infrastruktur.
2. Banjir bandang banjir bandang terjadi akibat longsoran material vulkanik lama pada lereng gunungapi karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran Lumpur disini tidak begitu pekat seperti lahar, tapi cukup membahayakan bagi penduduk yang bekerja di sungai dengan tiba-tiba terjadi aliran lumpur.
3. Longsoran vulkanik longsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunungapi, eksplosi uap air, alterasi batuan pada tubuh gunungapi sehingga menjadi rapuh, atau terkena gempabumi berintensitas kuat. Longsoran vulkanik ini jarang terjadi di gunungapi secara umum sehingga dalam peta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya akibat Longsoran vulkanik.
Lahar G. Galunggung 1982 menghanyutkan rumah-rumah dan menguburnya.
PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNGAPI
Dalam penanggulangan bencana letusan gunungapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan sesudah terjadi letusan.
1. Sebelum terjadi letusan dilakukan :
  • Pemantaun dan pengamatan kegiatan pada semua gunungapi aktif,
  • Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko Bahaya Gunungapi yang didukung dengan dengan Peta Geologi Gunungapi,
  • Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunungapi,
  • Melakukan pembimbingan dan pemeberian informasi gunungapi,
  • Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di gunungapi,
  • Melakukan peningkatan sumberdaya manusia dan pendukungnya seperti peningkatan sarana dan prasarananya.
2. Setelah terjadi letusan :
  • Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan,
  • Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya,
  • Memberikan saran penanggulangan bahaya,
  • Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang,
  • Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak,
  • Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun,
  • Melanjutkan memantauan rutin.
JUMLAH SEBARAN GUNUNGAPI
Daerah
Tipe-A
Tipe-B
Tipe-C
Jumlah
Sumatera
13
12
6
21
Jawa
21
9
5
35
Bali
2
-
-
2
Lombok
1
-
-
1
Sumbawa
2
-
-
2
Flores
16
3
5
24
Laut Banda
8
1
-
9
Sulawesi
6
2
5
13
Kep.Sangihe
5
-
-
5
Halmahera
5
2
-
7
KLASIFIKASI GUNUNGAPI DI INDONESIA
1. Tipe A gunungapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600
2. Tipe B gunungapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara
3. Tipe C gunungapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah
Pos Pengamatan Gunungapi Guntur, Jawa Barat
Pos Pengamatan Gunungapi Lokon, Sulawesi Utara (kiri)
Pos Pengamatan Gunungapi Kelimutu,Flores (kanan)
Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Egon, Flores Timur
PROSEDUR TETAP TINGKAT KEGIATAN GUNUNGAPI
1. Aktif Normal (Level I) Kegiatan gunungapi berdasarkan pengamatan dari hasil visual, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya tidak memperlihatkan adanya kelainan
2. Waspada (Level II) Terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak secara visual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya
3. Siaga (Level III) Peningkatan semakin nyata hasil pengamatan visual/pemeriksaan kawah, kegempaan dan metoda lain saling mendukung. Berdasarkan analisis, perubahan kegiatan cenderung diikuti letusan
4. Awas (Level IV) Menjelang letusan utama, letusan awal mulai terjadi berupa abu/asap. Berdasarkan analisis data pengamatan, segera akan diikuti letusan utama
Radio Komunikasi dari Pos-Pos PGA ke DVMBG
Dam pengelak lahar di lereng G. Merapi, Jawa Tengah. (Promer)
Model rumah yang disarankan untuk daerah sekitar gunungapi, agar terhindar dari beban endapan abu gunungapi.
  • Kemiringan atap 45o atau lebih curam lagi
  • Tiang penopang atap lebih kerap dibantu dengan tiang diagonal
  • Dianjurkan atap terbuat dari seng agar tahan panas dari lontaran batu (pijar)

Selasa, 15 Januari 2008

Beberapa Fakta Tentang Bumi

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diketahui yang dikutip dari Beijing Technology

Apakah dalam satu hari itu akan selalu 24 jam ?
Pada 10 tahun silam, di bumi hanya 18 jam sehari, dari hari ke hari rotasi bumi semakin lamban, dan dalam satu hari sekarang adalah 24 jam, menurut perhitungan ilmuwan, bahwa kelak di masa yang akan datang, dalam satu hari di bumi akan menjadi 960 jam!

Berapa luas permukaan bumi ?
Luas permukaan bumi adalah 510,1 juta km persegi.

Berapa luas padang pasir di bumi?
Kurang lebih 1/3 areal bumi merupakan padang pasir, jika manusia tidak membatasi terhadap perilaku individu, maka padang-pasir akan semakin meluas. Gurun Sahara di Afrika Utara adalah padang pasir yang terluas di dunia, adalah 23 kali lipatnya padang pasir di California, AS.

Berapa tinggi suhu di bagian dalam bumi ?
Setiap suhu nyang berjalan 1 km menuju ke dalam bumi akan meningkat 20?C, menurut perhitungan ilmuwan, bahwa di daerah pusat bumi, suhu akan mencapai 3870?C.

Apakah sungai itu hidup ?
Sungai sama seperti semua makhluk hidup yang lain yakni memiliki rentang hidup. Mereka akan tumbuh perlahan setelah lahir, maksudnya areal daerah aliran akan meluas, kemudian akan mati seiring dengan menigkatnya usia.

Berapa kali kilat terjadi setiap detiknya ?
Mungkin tempat yang anda pijak sekarang langit tampak cerah sejauh mata memandang, tapi di tempat lain hujan dan guntur silih berganti. Berdasarkan perhitungan ilmuwan, rata-rata setiap detik akan terjadi kilat 100 kali, tapi ini adalah kilat yang hanya menerjang permukaan bumi. Dalam satu menit terdapat lebih dari 1000 kali badai guntur yang mengelilingi bumi, menimbulkan lebih dari 6000 kali kilatan petir, sebagain besar terjadi di lapisan awan.

Apakah batu bisa mengapung di air?
Orang-orang pasti merasa ini adalah pertanyaan yang ganjil, bagaimana mungkin batu bisa mengapung? Sesungguhnya ini sebuah kenyataan. Ketika gunung berapi meletus, gas yang terpisah dari dalam lava dapat menghasilkan batu apung, dalam batuan ini terdapat banyak gelembung udara, karena itu mereka bisa mengapung di air.

Apakah batuan bisa tumbuh ?
Benar, batu bisa tumbuh. Ada suatu batu feromangan tumbuh di lereng pegunungan dasar laut, tempurung batuan ini secara perlahan-lahan menyerap mineral yang mengendap dalam air, setiap 1 juta tahun tumbuh kurang lebih 1 milimeter.

Danau terbesar di dunia ?
Dari segi area, Laut Kaspia adalah danau yang paling besar di dunia, terletak di antara tenggara Eropa dan Asia barat.

Jika tutup es di Kutub Selatan mencair, berapa tinggi air akan naik ke permukaan?
Tutup es di Kutub Selatan menduduki hampir 90 % cadangan es di bumi, sebanyak 70% kapasitas air tawar tersimpan dalam tutup es Kutub Selatan. Jika seluruh tutup es di Kutub Selatan lumer, maka permukan laut akan naik 220 kaki, atau setinggi 20 lantai gedung bertingkat. Ilmuwan menuturkan, es di Kutub Selatan berangsur-angsur mulai mencair, berdasarkan laporan PBB, bahwa menurut tendensi kenaikan suhu sedunia, kondisi terburuk adalah, sampai pada tahun 2100 nanti, permukaan laut akan naik 3 kaki.

Air tawar terutama ada dimana ?
Air tawar di dunia terutama adalah air bawah tanah, cadangan air bawah tanah adalah 30 kali lipatnya cadangan dari semua danau air tawar, atau 3000 kali lipatnya sungai secara total. Setiap tahun masyarakat di seluruh dunia menghabiskan 400 miliar gallon air tawar.

Berapa banyak air tawar yang tersimpan di bumi ?
Lebih dari 2 juta mil kubik air tawar tersimpan di bumi, hampir setengahnya dalam setengah mil dekat permukaan bumi. Di permukaan Mars juga banyak terdapat air, namun, hingga saat ini air yang terdeteksi berupa zat padat, tidak ada yang tahu secara pasti berapa banyak sesungguhnya kandungan air yang terdapat di sana.

Dimana kawasan di bumi yang rentan terjadi gempa dan letusan gunung berapi ?
Sebagian besar gempa bumi dan gunung berapi terjadi di 12 titik perbatasan lempeng bumi, dan sedikit banyak mereka bergerak di permukaan bumi. Namun, salah satu lempeng yang paling aktif adalah lempeng Samudera Pasifik, kawasan perbatasan yang mengelilingi lempeng ini kerap terjadi gempa dan letusan gunung berapi, karena itu disebut juga daerah gempa dan gunung berapi Samudera Pasifik, dari Jepang hingga Alaska sampai ke Amerika Selatan, jangkauan kawasan ini sangat luas.

Apakah inti dalam bumi itu zat padat ?
Menurut kabar, bahwa inti dalam bumi itu sebagiannya adalah benda padat, namun, karena suhu yang terlalu tinggi sehingga di sekeliling pusat bumi telah lumer, kita tidak pernah sampai di pusat bumi, karena itu ilmuwan juga tidak dapat mengomposisinya secara pasti dan akurat. Baru-baru ini ada ilmuwan yang mengemukakan sebuah konsep yang berani dan cukup menarik, yaitu membuat sebuah lubang dengan bor, kemudian memasukkan sebuah detektor untuk menyelidiki lebih banyak perihal bagian dalam bumi.

Berapa kecepatan angin yang tercepat di permukaan bumi?
Kecepatan angin “normal” yang paling cepat di permukaan bumi mencapai 372 km/jam, ini adalah catatan yang tercatat pada 12 April 1934 di Washington Mountain negara bagian New Hampshire, AS. Namun, dalam suatu Tornado yang terjadi di Oklahoma pada Mei 1995 silam, kecepatan angin tercepat yang terdeteksi peneliti mencapai 513 km/jam, dan sebagai perbandingan, daerah angin di planet Neptunus paling cepat dapat mencapai 1448 km/jam.

Bagaimana kembang api yang berwarna warni itu terbentuk ?
Kembang api yang dimainkan pada hari raya beragam corak dan warna, itu adalah warna yang tercipta dari mineral di bumi. Strontium dapat menghasilkan warna merah tua, tembaga menghasilkan warna biru, natrium menghasilkan warna kuning, serbuk besi dan arang menghasilkan percikan api kuning keemasan, kilatan cahaya yang terang dan bunyi yang nyaring berasal dari serbuk aluminium.

Berapa total emas yang dihasilkan di dunia ?
Secara total emas yang dihasilkan di dunia lebih dari 193 ribu ton (metrik ton), jika semua emas ini ditimbun jadi satu, dapat menumpuk sebuah susunan gedung empat persegi setinggi 7 lantai. Afrika dan Amerika Serikat adalah dua negara penghasil emas, Afrika Selatan menghasilkan 5300 ton emas/tahun, dan Amerika Serikat menghasilkan lebih dari 3200 ton /tahun.

Dimana tempat yang paling dingin dan panas di bumi ?
Anda keliru, jika menurut Anda bahwa lembah mati di Kalifornia, AS, adalah tempat yang paling panas di dunia, dalam satu tahun selama waktu yang relatif lama di sana sangat panas, namun, tempat terpanas yang tercatat adalah di sebuah daerah di Libya, pada 13 September 1922, suhu di sana mencapai 57.8 derajat Celcius, ini adalah nilai tertinggi dalam catatan suhu sejak itu. Pada 10 Juli 1913, suhu tertinggi di lembah mati Kalifornia, AS, mencapai 54 derajat Celcius. Daerah dengan suhu terendah di dunia adalah di pusat timur Kutub Selatan, suhu pada 21 Juli 1983 mencapai 89 derajat dibawah nol Celcius.

Bagaimana guntur itu terjadi ?
Jika menurut Anda disebabkan oleh petir, benar juga, namun, anggapan yang tepat adalah karena suhu udara di sekitar petir naik secara drastis, kurang lebih 5 kali lipatnya suhu matahari. Pemanasan yang tiba-tiba menyebabkan kecepatan udara mengembang lebih pesat dibanding velositas bunyi, ini akan mengompres udara di sekitar dan membentuk gelombang kejut, dengan demikian kita bisa mendengar suara guntur.

Senin, 14 Januari 2008

First Post

Hello world,

Selamat datang di e-IdStudent Blog. Saya selaku pemilik dari http://halfarcangel.blogspot.com menerima kritik dan saran dari teman-teman demi kemajuan mutu blog ini.

Disini saya memberikan kebebasan bagi teman-teman untuk mengemukakan pendapat dengan isi yang dapat dipertangungjawabkan. Namun, haruslah memenuhi ketentuan dan syarat yang berlaku atau dengan mengadakan perjanjian dengan Admin (mudah kok... ^^ ).

Saya berharapdengan adanya blog ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Disamping itu zaman sekarang memanglah zaman yang sudah berteknologi tinggi, sehingga kebutuhan hidup semakin meningkat seiring dengan kemudahan dalam mencapai kepuasan kebutuhan tersebut.

Agar kita tidak menjadi nilai SDM (Sumber Daya Manusia) yang rendah. Posisi nilai SDM kita harus lebih tinggi dibanding dengan SDA (Sumber Daya Alam) di suatu cakupan wilayah tertentu.Kita juga harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Membenahi sikap yang dimiliki dan mulai mencontoh orang yang telah sukses atau jika tidak maka mulailah dengan diri sendiri yang menjadi panutan yang patut dicontoh oleh orang lain.

Saat ini persaingan global sudah berlaku di Indonesia sehingga bersainglah dengan cara yang tepat. Maka oleh daripada itu ciptakanlah suasana yang kondusif serta interaktif seperti motto yang saya kutip dalam Layanan Iklan Masyarakat yaitu, "Bersama Kita Bisa !", hal itulah yang mempercepat, memperkokoh, meningkatkan kualitas dalam suatu kegiatan yang sedang dilakukan.

Saya berharap semoga teman-teman sukses dunia serta akhirat. Ayo semangat.....!

Powered By Blogger